Jumat, 17 Mei 2013

Soya Bukan Solusi Mengatasi Alergi Susu Sapi

Dr. dr. Anang Endaryanto, SpA(K)

Menurut dr. Anang, penyakit alergi timbul karena sistem imun memiliki sensivitas yang berlebihan terhadap protein asing yang bagi individu lain tidak berbahaya. Untuk mengetahu apakah seorang anak mengalami alergi, orang tua sebaiknya melakukan deteksi dini mengenali gejala alerginya, (apakah cukup lama (kronik), apakah sering berulang dengan faktor resiko yang sama dan apakah ada riwayat keluarga alergi ?) kemudian kenali juga apa saja keluhannya. “Alergi susu sapi paling banyak menyerang anak usia kurang dari dua tahun, dan ini merupakan bentuk alergi makanan yang paling sering ditemukan pada kelompok usia ini,” ungkap dr. Anang. Pada anak-anak, gejala klinis yang paling sering diperlihatkan adalah gangguan saluran cerna (50-80%), mulai dari muntah, diare berlanjut yang kadang-kadang disertai darah, konstipasi (sembelit), bahkan pada beberapa kasus hingga mengganggu pertumbuhan badan anak. Gejala lain yang sering dijumpai adalah reaksi pada kulit (misalnya eksim dan urtikaria) dan saluran napas (misalnya batuk berulang dan asma). Reaksi alergi ini bisa muncul beberapa menit sampai beberapa hari setelah minum atau makan makanan yang mengandung susu sapi.

Benarkah mengganti susu sapi dengan susu kedelai (soy) menjadi pilihan tepat ?.

Menurut dr. Anang, mengganti susu sapi dengan soya sebagai alternatif hanya ada di Indonesia. “Soya bukan solusi untuk mengatasi masalah alergi susu sapi,” tutur dokter yang lahir di Surabaya, 23 April 1963 ini. Dari penelitian yang pernah dikerjakan langsung oleh dr. Anang di Pulaau Madura, menghasilkan kesimpulan bahwa 40% anak yang alergi terhadap susu sapi ternyata juga memiliki alergi terhadap susu soya.

Lantas bagaimana mengatasi masalah ini ?

Pengobatan dasar yang efektif untuk alergi susu sapi adalah dengan menghindari susu sapi atau produk turunannya sebagai penyebab munculnya reaksi alergi. Namun untuk beberapa kondisi medis tertentu, dimana pengguanaan formula dianjurkan oleh tenaga kesehatan mengingat anak membutuhkan nutrisi dalam susu sapi untuk tumbuh keembangnya, penggunaan formula partially hydrolyzed and extensive hydrolyzed lebih disarankan, dibandingkan dengan penggunaan susu kedelai (soy) dalam penanganan alergi susu sapi. Formula partially hydrolyzed (formula terhidrolisasi sebagian) umumnya digunakan untuk mencegah timbulnya gejala alergi pada anak yang memiliki resiko alergi karena factor keturunan, sedangkan formula extensive hydrolyzed (formula terhidrolisasi seluruhnya) umumnya diberikan kepada anak yang telah menunjukkan gejala alergi (manifestasi alergi). Perilaku mengganti susu dengan jenis yang benar menjadi suatu masalah. Kesalahan memutuskan pemilihan susu pada anak berdampak panjang di masa depan. Menurut sebuah jurnal tahun 2007, dr. Anang mengatakan bahwa seseorang yang tubuhnya membentuk antibodi terhadap susu sapi, di masa depan peluangnya untuk membentuk antibodi terhadap alergi debu rumah menjadi sangat tinggi. Alergi susu sapi merupakan faktor dari seseorang untuk mengalami suatu alergi debu rumah. Dan alergi ini di daerah iklim tropis yang lembab dan hangat seperti di Indonesia menjadi alergi yang utama, gejalanya antara lain rinithis (pilek) dan asma, dan itu bisa terjadi seumur hidup.

Selain itu harus diingat bahwa kecurigaan alergi terhadap protein susu sapi tidak dapat menjadi alasan untuk menghentikan pemberian ASI kepada bayi. Presiden Direktur Mead Jhonson Indonesia, Martin Ibarreche yang juga hadir pada media briefing juga mengatakan bahwa ASI adalah sumber nutrisi yang terbaik bagi bayi dan anak. Sebagai perusahaan Internasional yang bergerak dalam industri nutrisi anak, kami menyadari bahwa penting sekali ada standar dalam tatalaksana penanganan kasus alergi protein susu sapi pada anak melalui pendekatan yang komperhensif seiring dengan kecenderungan peningkatan prevalensi kasus alergi pada anak. Pada bayi yang masih mendapat ASI apabila dicurigai ada alergi tehadap protein susu sapi, maka sang ibu harus memperhatikan asupan makanannya, artinya ibu harus menghindari susu sapi dan produknya. Selain itu, terdapat beberapa laporan yang memperlihatkan reaksi silang antara protein susu sapi dengan makanan lain seperti telur, soya, ikan laut, kacang tanah, sehingga kemungkinan adanya alergi terhadap makanan tersebut juga harus dipikirkan. Setelah beberapa waktu, orang tua pun perlu memperkenalkan kembali susu sapi ke dalam menu secara bertahap

0 komentar:

Posting Komentar