Selasa, 07 Desember 2021

Mengatasi Mendengkur dengan Meditasi


Mengorok adalah aktivitas yang wajar saat tidur. hal ini disebabkan oleh terhalang atau menyempitnya saluran pernapasan. Penyempitan ini akan menyebabkan getaran pada saluran pernapasan ketika bernapas, yang kemudian menimbulkan suara dengkuran. Semakin terhalangnya saluran pernapasan, semakin keras pula suara dengkuran.

Bagi teman-teman yang ingin mengurangi dengkuran dengan meditasi, caranya di bawah ini:

1. Duduk bersila relaks dan santai

2. Bernapas lewat hidung

3. Bila perlu tekan hidung lembut dengan dua jari untuk merasakan aliran nafas

4. Lakukan beberapa siklus sampai terasa nyaman

5. Saat menarik nafas, relakskan tubuh

6. Saat menghembuskan nafas, getarkan tenggorokan sepanjang saluran pernafasan, sampai terdengar bunyi seperti dengkuran.

7. Lakukan beberapa siklus

8. Rasakan kenyamanan di tubuh dan pikiran

9. Lakukan meditasi secara rutin untuk merasakan manfaatnya

Itulah tadi, tips mengurangi dengkur dengan meditasi. Teman-teman dapat mencobanya, dan memetik manfaatnya. Selain mengatasi dengkuran, meditasi juga bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik.

Salam sehat, kita sehat, bumi kuat

Tips Cara Meditasi untuk Orang yang Sangat Mudah Mengantuk


sumber gambar

Meditasi adalah satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh secara efektif. Meditasi akan membuat orang mampu melihat diri sendiri. Meditasi sangat bagus bagi seseorang untuk melakukan refleksi diri, memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Idealnya seseorang sebaiknya melakukan meditasi, setidaknya satu hari satu kali. 

Namun Masalahnya, ada sebagian orang yang mudah sekali mengantuk saat meditasi. Meskipun, sudah berlatih bertahun-tahun, tetap saja rasa mengantuk itu datang dengan hebatnya. Untuk cara mengantuk yang ringan, bisa diatasi dengan menggosok-gosok tangan atau bagian tubuh tertentu dan minum. Namun, untuk mengantuk yang berat, bisa dicoba dengan dua cara sebagai berikut:

1. Membayangkan diri sendiri berada di tempat terang, namun tidak menyengat, dengan kondisi mata tertutup. Hal ini akan memengaruhi bawah sadar untuk selalu terjaga. Artinya, Anda tidak akan mudah mengantuk.

2. Ucapkan suara suci, mantra, atau zikir dengan jumlah bilangan tertentu. Anda bisa memilih salah satu suara suci menurut kepercayaan anda, atau afirmasi sesuai keinginan Anda. Misalnya Astaghfirullah atau terima kasih. Ucapkan berulang-ulang yang cocok dengan Anda, dan membuat nyaman. Kata kuncinya cocok dan nyaman.

Dengan dua cara di tas, dijamin membuat Anda merasa lebih nyaman, dan berkurang kemungkinan mengantuk saat meditasi. Sehingga Anda akan lebih mudah bereksplorasi tentang berbagai macam pengalaman saat meditasi. Hal ini perlahan-lahan membuat Anda lebih sehat, menjalani hidup lebih menyenangkan, dan bahagia.

Salah sehat, Kita sehat, Bumi kuat

Rabu, 24 Juli 2019

Suasana di Kantin








Rabu, 17 Januari 2018

Gejela Penyakit Saraf pada Manusia

Gejala penderita sakit saraf berbeda-beda, tergantung jenis saraf yang mengalami gangguan atau rusak. Berikut beberapa gejala yang dibedakan dari jenis saraf yang mengalami gangguan atau rusak:
Saraf otonom. Berkeringat terlalu banyak, limbung, mata dan mulut kering, sulit buang air besar, disfungsi kandung kemih, disfungsi seksual.
Saraf motorik. Kelemahan, atrofi otot (ukuran otot mengecil), otot berkedut, kelumpuhan.
Saraf sensorik. Nyeri, sensitif, kebas atau mati rasa, sensasi geli, perih, gangguan kesadaran posisi.
Penyebab Sakit Saraf
Sama seperti gejala, penyebab sakit saraf sangat beragam. Ada lebih dari 600 jenis penyakit saraf. Berikut beberapa penyebab sakit saraf serta gangguan yang ditimbulkannya:
Faktor keturunan: penyakit Huntington, distrofi otot.
Perkembangan saraf tidak sempurna: spina bifida.
Rusak atau matinya sel saraf: penyakit Parkinson dan Alzheimer.
Penyakit pada pembuluh darah ke otak: stroke.
Cedera: cedera otak atau tulang belakang.
Kanker: kanker otak.
Gangguan kejang: epilepsi.
Infeksi: meningitis.
Diagnosis Sakit Saraf
Beberapa tahap tes yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis sakit saraf adalah:
Uji laboratorium, seperti tes darah dan tes urine untuk membantu diagnosis penyakit dan memahami lebih jauh tentang penyakit yang diidap penderita. Uji ini termasuk pemeriksaan awal sakit saraf.
Uji genetik, termasuk amniosentesis, penyampelan vilus korionik (CVS) dan USG rahim untuk mengetahui apakah sakit saraf diturunkan ke anak. Uji ini juga termasuk pemeriksaan awal sakit saraf dan bertujuan untuk melihat ada tidaknya kemungkinan penyakit pada bayi dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit turunan.
Pemeriksaan neurologis, termasuk kemampuan sensorik dan motorik pasien, fungsi saraf kranial, kesehatan mental, perubahan perilaku.
Uji pencitraan, termasuk sinar-X, CT scan, MRI, SPECT, pencitraan otak, dan fluoroskopi.
Biopsi, prosedur pengambilan sampel jaringan ini juga diperlukan untuk mendiagnosis kelainan saraf. Sampel yang paling sering digunakan adalah otot dan saraf.
Angiografi, tes untuk mendeteksi apakah ada pembuluh darah yang tersumbat. Tes ini dapat membantu diagnosis stroke, pembengkakan pembuluh darah otak dan untuk menentukan tempat dan ukuran tumor otak.
Analisis cairan serebrospinal, dilakukan dengan mengambil dan memeriksa cairan yang melindungi otak dan saraf tulang belakang. Cairan yang diperiksa bisa memberikan informasi ada tidaknya perdarahan, infeksi, dan gangguan saraf lain.
Elektroensefalografi (EEG), tes untuk memonitor aktivitas otak dengan menempelkan sensor di kepala.
Elektromiografi (EMG), tes ini untuk mendiagnosis disfungsi saraf dan otot serta penyakit saraf tulang belakang. Pemeriksaan dilakukan dengan menempelkan sensor di sekitar otot.
Electronystagmography (ENG), adalah sekumpulan tes yang digunakan untuk mendiagnosis pergerakan liar mata, gangguan pusing, dan gangguan Pemeriksaan dilakukan dengan menempelkan sensor di sekitar mata.
Diskografi atau diskogram, adalah tes untuk mengevaluasi nyeri punggung.
Evoked potentials, dilakukan untuk mengukur sinyal elektrik ke otak yang dihasilkan indera pendengaran, sentuhan atau penglihatan.
Positron emission tomography (PET), akan menghasilkan gambar aktivitas otak dalam bentuk dua dimensi dan tiga dimensi.
Thermography, dengan menggunakan inframerah untuk mengukur perubahan temperatur kecil antara dua sisi tubuh berbeda atau pada salah satu organ.
Pengobatan Sakit Saraf
Pada banyak kasus, kerusakan saraf tidak bisa disembuhkan secara total. Tapi ada beberapa penanganan untuk mengurangi gejalanya. Tujuan pertama pengobatan sakit saraf adalah untuk menangani kondisi medis yang menjadi penyebabnya, beberapa di antaranya adalah:
Terapi fisik atau pembedahan untuk mengatasi tekanan atau trauma pada saraf.
Pengobatan untuk mengatasi kondisi autoimun.
Memperbaiki gizi.
Membatasi kadar gula darah pada penderita diabetes.
Mengganti obat, jika obat menyebabkan kerusakan saraf.
Memberikan pereda rasa sakit, antidepresan trisiklik, atau beberapa obat antikejang untuk mengurangi nyeri saraf.

Mengenal Sistem Saraf

Otak, saraf tulang belakang dan saraf adalah tiga bagian tubuh yang membentuk sistem saraf manusia. Secara bersama-sama, ketiganya berfungsi mengontrol semua fungsi tubuh.

Beberapa fungsi tubuh yang dikontrol oleh sistem saraf adalah:

Pertumbuhan dan perkembangan otak.
Sensasi dan persepsi.
Pikiran dan emosi.
Proses belajar dan ingatan.
Pergerakan, keseimbangan dan koordinasi.
Tidur.
Pemulihan dan rehabilitasi.
Suhu tubuh.
Pernapasan dan detak jantung.
Neurologic disease - alodokter
Ketika terjadi gangguan pada sebagian sistem saraf, maka penderita bisa merasakan kesulitan bergerak, berbicara, menelan, bernapas atau belajar. Penderita juga bisa mengalami gangguan pada ingatan, indera atau suasana hati.

Ada tiga tipe saraf pada tubuh manusia yaitu:

Saraf otonom. Saraf ini berfungsi mengontrol gerakan tubuh yang tidak disadari atau gerakan tubuh setengah disadari seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan, dan pengaturan suhu tubuh.
Saraf motorik. Jenis saraf yang mengontrol gerakan dengan mengirimkan informasi dari otak dan tulang belakang menuju ke otot.
Saraf sensorik. Saraf ini akan mengirimkan informasi dari kulit dan otot kembali ke tulang belakang dan otak. Informasi ini diproses agar manusia merasakan sakit atau